Setelah vakum lebih dari satu tahun, Efek Rumah Kaca (ERK) menggebrak blantika musik Indonesia dengan album yang dapat dibilang eksperimental dan menantang. Eksplorasi musik dalam album tersebut sontak menanggalkan label trio pop minimalis mereka yang melekat setelah bertahun-tahun. Bagi para pecinta album Kamar Gelap atau album self-titled mereka, mungkin harus sedikit lebih bersabar dalam mendengarkan lagu-lagu di dalam album ini.
Bayusvara.com – Album kali ini diberi tajuk Sinestesia yang menurut KBBI berarti sebuah ungkapan bagi sebuah indra yang digunakan untuk indra lain. Dalam album tersebut terdapat bagian-bagian yang diberi judul dalam warna, dari Merah, Jingga hingga Biru, semua merefleksikan isi dari bagian itu sendiri. Seperti dalam lagu “Tiada” pada bagian Putih, kita dapat mendengar sebuah pengalaman tentang seorang yang telah meninggal dari prespektif yang mengalaminya. Nada lirih yang dinyanyikan Cholil serta lirik yang dinarasikan Adrian dalam lagu tersebut, mampu menyihir bulu kuduk pendengar untuk seketika berdiri sambil terus membayangkan warna putih pada kain kafan atau warna putih pada cahaya diujung lorong. Seolah sengaja memberi kesan warna pada lagu-lagu mereka, ERK berhasil menciptakan pesta warna yang meledak dalam gerak lambat di otak pendengar album mereka.
Membutuhkan kesabaran yang tinggi saat mendengarkannya, album ERK kali ini dapat dibilang sebuah ujian untuk pendengar setia mereka. Bagi pendengar yang cinta mati dengan konsep pop minimalis ERK, tentu mendengarkan album Sinestesia merupakan sebuah ujian yang berat. Namun bagi para pendengar ERK yang merasa cukup atas pop minimalis yang pernah mereka tawarkan, album ini merupakan sebuah kejutan yang menyenangkan. (A.D Lacborra)