Pada review artist Bayzine kali ini kami bersyukur karena salah satu sesepuh dari Bayusvara Sound System Provider, dengan sukarela, mau menyumbang satu tulisan tentang band yang sedang ia gandrungi. Band tersebut merupakan band dengan kemampuan teknik bermain yang tidak unggul namun lagunya dipenuhi aura positif yang dengan segera dapat dirasakan oleh setiap orang yang mendengarkannya. Lalu apa yang Fikri Hadi rasakan saat mendengar lagu-lagu 90 Horse Power? Simak ulasan berikut.
Bayusvara.com – Ada sebuah kalimat bijak, bahwa Musik sebagai seni mampu mengungkapkan hal-hal yang tidak dapat diekspresikan dengan kata-kata, musik lebih mampu dan lebih ekspresif dalam mengungkapkan perasaan daripada bahasa lisan dan tulisan. Seringkali kita berada dalam fase “merinding” saat mendengarkan musik, hal-hal magis seperti itulah yang bisa dilakukan oleh musik terhadap kita, si jiwa-jiwa yang kosong. Tempo hari saya disodorkan teman CD sebuah band baru, namanya 90 Horse Power. Sekilas namanya seperti mendengar sales mobil mengidentifikasi semburan tenaga mesin mobil dagangannya. Namun, apalah arti sebuah nama seperti kata Shakespeare, 90 Horse Power yang satu ini tidak butuh terlalu banyak sales sehingga kuping kita tidak keracunan oleh banyak omong kosong. Sesaat setelah mendengar keseluruhan materi di album mereka saya bisa langsung memilih mana lagu favorit yang bisa memposisikan saya pada fase “merinding”.
90 Horse Power mencoba menawarkan warna musik yang segar seperti band-band di era Sheila on 7 berjaya dengan paduan lirik-lirik yang lugas. Memang lirik masih berputar pada tema andalan musisi seantero jagad, yaitu cinta, patah hati, dan kumpulannya. Akan tetapi, memilih tema cinta sebagai lirik lagu bukanlah sebuah pilihan yang haram jaddah selama pemilihan diksi dalam lirik tersebut tidak norak dan alay cenderung melambai. Hal itu terbukti dari tidak adanya pemilihan kalimat ala abang-abang cilok sedang kasmaran seperti “Aku cinta kamu tapi kamu memilih dia” atau “aku lebih baik mati daripada melihat kau dengannya”. Dengan pendekatan penulisan lirik seperti itu menjadikan lirik-lirik 90 Horse Power ini dapat dimaknai secara luas, lebih dari sekedar perasaan cinta antara Kabayan dan Nyi Iteung. Untuk hal tersebut saya harus mengucap banyak syukur Alhamdulillah.
Musikalitas adalah hal lain dari band ini, karena selidik punya selidik dalam band yang beranggotakan 5 orang ini hanya ada 2 orang yang bisa memainkan alat musik sejak lama. Sementara 3 orang lainnya yaitu, drummer dan 2 gitaris-wati mereka baru belajar memainkan alat musik masing-masing 2 tahun belakangan ini. Maka itu pencapaian 90 Horse Power dengan berhasil menelurkan mini-Album sangat sangat patut diapresisasi, karena jago bermusik kadang tidak linier dengan kemampuan membuat lagu bahkan menelurkan karya. Banyak yang jago main alat musik namun saat menelurkan album ga lebih bagus dari gonjrengan pengamen yang men-cover lagu ST-12 atau malah menghasilkan lagu dan musik yang super njelimet dan lebih rumit dari persamaan Helmholtz.
Kekurangan pada setiap karya pasti ada, salah satunya dengan gitaris sebanyak 3 orang seharusnya musik di album ini akan lebih berwarna. Namun yang terdengar, maafkan kuping amatiran ini, hanya seperti band dengan 2 gitaris. Hal tersebut jika dapat dimaksimalkan oleh punggawa 90 Horse Power tentu akan menjadi sebuah kekuataan dan ciri khas di album mereka berikutnya.
Sebagai reviewer awam dan cenderung asal bicara kalau diminta tunjuk lagu favorit maka saya akan memilih lagu ketiga di album ini, yaitu “Tak Lepas Pergi”. Belakangan lagu itu selalu mengingatkan saya dengan perjuangan seorang lelaki yang rela banting tulang demi menafkahi keluarga kecil yang dimilikinnya. Awwww, jadi pengen cepet-cepet pulang kantor.
Sekian.
Profil Kontributor
Fikri Hadi yang akrab dipanggil Bang Fikri adalah seorang bapak beranak satu dengan beragam aktifitas. Selain bekerja sebagai seorang museolog, ia juga aktif sebagai salah satu anggota Board dari Bayusvara Sound System Provider dan pemilik dari http://www.sewapartisimurah.com . Orang yang di masa kemahasiswaannya juga aktif menjalankan banyak kegiatan ini, sekarang sedang hobi mengulas dan mengicip kopi dari belahan Indonesia. Ingin lihat ulasan-ulasan tentang kopi yang baru ia cicipi? Baca di instagramnya @bijikisut.